Jumat, 18 Mei 2012

Batu Yang Bisa Bergerak

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Pernah mendengar tentang keajiban di

padang pasir, yaitu ada batu-batu yang bisa bergerak sendiri tanpa

bantuan apa pun. Bagaimana ini bisa terjadi? Fenomena ini memang membingungkan, bahkan bagi dunia sains sekalipun.

Di tengah keheningan dan panas yang mencapai 50 derajat celsius di Lembah Kematian (Death Valley),

California, Amerika Serikat (AS), batu-batu besar itu tampak bergerak

pelan, tanpa dibantu, melintasi padang pasir. Batu-batu itu, beberapa

di antaranya lebih dari 100 kg, maju sedikit demi sedikit dalam

keanehan, dalam pola garis lurus melintasi permukaan lembah yang datar.

"Perjalanan" batu-batu itu tercatat mencapai 318 meter per tahun.

Para ahli yakin fenomena itu disebabkan sejumlah kondisi cuaca khusus

yang datang bersamaan. Studi-studi menunjukkan, sebuah kombinasi dari

angin berkecepatan 90 meter per jam, pembentukan es pada malam hari,

dan lapisan tipis tanah liat pada permukaan padang pasir membantu

pergerakan batu-batu itu.

Fotografer Mike Byrne (40) bertahun-tahun mendokumentasikan batu-batu

yang bergerak misterius tersebut. Foto-fotonya yang menakjubkan telah

memperlihatkan keadaan batu-batu yang meninggalkan bekas di padang pasir

yang hampir tidak dijamah manusia itu.

Dia mengatakan, "Beberapa dari batu-batu ini beratnya sama dengan berat

manusia dewasa. Sungguh aneh membayangkan batu-batu meluncur di pasir

seperti itu. Kebanyakan dari batu-batu itu ditemukan di sebuah tempat

yang dikenal sebagai Racetrack Playa, di mana tanahnya sangat datar."

Lembah

Kematian merupakan daerah terendah di AS, berada 84 meter di bawah

permukaan laut. Daerah itu hampir seluruhnya rata, dan tercatat sebagai

tempat terpanas kedua di dunia dengan temperatur 58 derajat celsius.

Tahun 1990-an, sebuah studi oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin

Professor John Reid, dari Hampshire College, Massachusetts, AS, mencoba

menjelaskan pergerakan batu-batu itu. Studi tersebut menyimpulkan,

batu-batu itu mungkin bergerak ketika menyatu dengan lapisan pembentukan

es pada permukaan pasir saat malam hari.

Ketika pasir meleleh, Profesor Reid mengatakan, batu-batu itu juga ikut

bergerak bersama es dan angin, itulah yang membentuk pola-pola

pergerakan tersebut.

Artikel Lainnya

By : Jendela Dunia

Ramadi Raurel 19 May, 2012


-
Source: http://adajendeladunia.blogspot.com/2012/05/batu-yang-bisa-bergerak.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com