Penduduk desa di Ethiopia ini tingkat melek hurufnya mendekati Nol persen, artinya hampir semua buta aksara. Tapi dalam waktu 5 bulan anak-anak di desa ini bisa mengoprek tablet android, bahkan membongkar fitur yang disembunyikan.
Awal kisahnya begini. Sebuah program bernama One Laptop Per Child (OLPC) mencoba mengenalkan tablet Motorola Xoom kepada anak-anak di sebuah desa di bagian Afrika tersebut.
Ide ini sendiri datang dari Nicholas Negroponte, pendiri OLPC dan MIT Media Lab. Dia memberikan 1.000 unit tablet Xoom ke dua desa dengan perangkat lunak kustom. Desa yang dituju itu memang terbelakang, bahkan tingkat melek huruf masyarakatnya mendekati angka nol.
Pun demikian, kondisi tersebut tak lantas menutup hak mereka untuk mencicipi kemajuan teknologi. Hingga akhirnya, diberikanlah tablet Xoom tersebut tanpa guru ahli yang khusus mengajarkan bagaimana perangkat itu bekerja dan mengeksplorasinya lebih dalam.
Namun yang terjadi sungguh di luar dugaan. Hingga kurun waktu lima bulan, Negroponte dibuat terkejut dengan hasilnya.
"Kami meninggalkan tablet tersebut tanpa instruksi dan pengajar. Dalam waktu empat menit, salah satu dari mereka tidak hanya mampu membuka tablet tersebut, dia menemukan tombol on/off yang padahal belum pernah dilihat sebelumnya," lanjut Negroponte, seperti dilansir Fastcoexist.
"Selama waktu dua minggu, mereka menyanyikan lagu ABC dalam bahasa Inggris. Dan dalam lima bulan mereka telah mengoprek Android. Beberapa pekerja kami sebelumnya telah mematikan fitur kamera di tablet tersebut, dan anak-anak itu tahu ada kamera di tablet tersebut dan mereka menyalakannya dengan cara dioprek," imbuhnya.
Saat ini Negroponte masih akan terus memantau apa yang terjadi di desa tersebut.
Sekedar diketahui, OLPC merupakan program untuk memberikan tablet dan laptop khusus secara gratis ke sejumlah anak di negara-negara belum maju. Dua desa yang dimaksud adalah Wonchi dan Wolonchete. Letaknya sekitar 150 mil dari Addis Ababa.
Follow@CobaUniks
Awal kisahnya begini. Sebuah program bernama One Laptop Per Child (OLPC) mencoba mengenalkan tablet Motorola Xoom kepada anak-anak di sebuah desa di bagian Afrika tersebut.
Ide ini sendiri datang dari Nicholas Negroponte, pendiri OLPC dan MIT Media Lab. Dia memberikan 1.000 unit tablet Xoom ke dua desa dengan perangkat lunak kustom. Desa yang dituju itu memang terbelakang, bahkan tingkat melek huruf masyarakatnya mendekati angka nol.
Pun demikian, kondisi tersebut tak lantas menutup hak mereka untuk mencicipi kemajuan teknologi. Hingga akhirnya, diberikanlah tablet Xoom tersebut tanpa guru ahli yang khusus mengajarkan bagaimana perangkat itu bekerja dan mengeksplorasinya lebih dalam.
Namun yang terjadi sungguh di luar dugaan. Hingga kurun waktu lima bulan, Negroponte dibuat terkejut dengan hasilnya.
"Kami meninggalkan tablet tersebut tanpa instruksi dan pengajar. Dalam waktu empat menit, salah satu dari mereka tidak hanya mampu membuka tablet tersebut, dia menemukan tombol on/off yang padahal belum pernah dilihat sebelumnya," lanjut Negroponte, seperti dilansir Fastcoexist.
"Selama waktu dua minggu, mereka menyanyikan lagu ABC dalam bahasa Inggris. Dan dalam lima bulan mereka telah mengoprek Android. Beberapa pekerja kami sebelumnya telah mematikan fitur kamera di tablet tersebut, dan anak-anak itu tahu ada kamera di tablet tersebut dan mereka menyalakannya dengan cara dioprek," imbuhnya.
Saat ini Negroponte masih akan terus memantau apa yang terjadi di desa tersebut.
Sekedar diketahui, OLPC merupakan program untuk memberikan tablet dan laptop khusus secara gratis ke sejumlah anak di negara-negara belum maju. Dua desa yang dimaksud adalah Wonchi dan Wolonchete. Letaknya sekitar 150 mil dari Addis Ababa.
Follow@CobaUniks