1. Masjid Jame' Asr atau Masjid Bandar Seri Begawan di Brunei
Masjid yang merupakan bagian dari kompleks Istana Bolkiah didirikan
pada pertengahan tahun 1980-an untuk memperingati 25 tahun Sultan
Hassanal Bolkiah berkuasa.
Masjid
ini memiliki 29 kubah yang terbuat dari emas murni 24 karat.
Bangunan yang terletak di tengah taman yang asri ini mempunyai luas
hampir 2 hektar lebih. Keseluruhan kawasan masjid ini dipagari dengan
kisi-kisi besi dengan panjang kira-kira 1.082 km. Terdapat lima
pintu masuk ke lokasi ini, disamping dua pintu khusus untuk keluarga
kerajaan dan tamu negara.
Masjid
ini memiliki 4 menara yang masing-masing tingginya 189 kaki, dimana
ada sekitar 297 anak tangga pada setiap menara tersebut. Melalui
menara ini, pengunjung bisa melihat pemandangan sekitar masjid dan juga
pemandangan Bandar Seri Begawan dan Kampong Ayer.
2. Masjid Al-Askari di Samarra, Irak
Masjid Al-Askari merupakan masjid syiah yang di bangun pada tahun
944 M. Masjid ini terletak di kota Samarra, Irak. Namun sayangnya
masjid ini hancur pada bulan Februari 2006 akibat tidak langung dari
invasi Amerika Serikat ke Irak.
3. Masjid Qubbah As Sakhrah / Dome of the Rock di Yerusalem, Palestina
Masjid
Qubbah As Sakhrah atau di kenal dengan Dome of the Rock dibangun
pada sekitar tahun 690M oleh Abdul Malik bin Marwan yang merupakan
salah satu raja dalam bani Umayah dan kemudian diikuti dengan
pembangunan Masjidil Aqsha yang selesai pada tahun 710M.
Masjid
ini dahulu-mungkin juga sampai sekarang- di anggap sebagai masjid
Al Aqsha. Klarifikasi hal ini dapat di lihat pada blog Harry Sufehmi.
Sebagian orang juga menganggap bangunan ini bukanlah masjid
melainkan hanya tumpukan batu besar.
4. Masjid Suneri, Lahore, Pakistan
Masjid
Suneri memiliki 3 kubah emas. Satu kubah utama, 2 lainnya di sisi
kanan dan kiri. Masjid ini didirikan oleh Nawab Syed Bhikari Khan,
anak Wakil Gubernur Lahore pada tahun 1753 M.
5. Masjid Sultan Singapura
Tahun
1928, begitu mendapat uang dari Kongsi Dagang Inggris sebanyak SGD
3000, Sultan Singapura langsung merenovasi sebuah masjid yang ada di
kawasan Little India. Perubahan antara lain juga dengan mengganti
kubah lama dengan kubah emas. Masjid ini segera menjadi masjid
terbesar di Singapura, dari sekitar 80-an masjid yang ada.
Lain
halnya di Singapura. Seberapapun besar masjid dibangun di sini, tak
1 dB-pun bunyi adzan boleh dilantunkan. "Menganggu ketenangan," kata
seseorang. Meski muslim perlu pengingat sholat yang unik seperti
adzan, tapi karena pemerintah tidak memahami esensi "adzan" maka
adzan dilarang bunyi. Karena minoritas maka muslim di Singapura diam
saja. Bergeming. Diam juga pilihan dan mereka membunyikan adzan
lewat speaker dalam ruangan masjid saja: tak sampai keluar.
Satu-satunya
(mungkin) masjid yang boleh membunyikan adzan adalah masjid Sultan
di sekitar Arab Street. Masjid Sultan adalah masjid tertua kedua di
Singapura dan dikategorikan national heritage. Oleh sebab itu, ia
mendapat perkecualian.
6. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei
Brunei
memiliki 2 masjid yang berkubah emas. Masjid Sultan Omar Ali
Saifuddin adalah yang didirikan pertama kali. Mulai digunakan tahun
1958, masjid ini terletak di tengah danau buatan yang bersih. Kubahnya
terbuat dari emas 24 karat. Biaya pembangunannya menghabiskan USD 5
juta. Pada zamannya, Masjid Sultan Omar Ali diperhitungkan sebagai
salah satu bangunan terindah di dunia.
7. Masjid Dian Al Mahri di Depok, Indonesia
Masjid
dengan kubah emas yang terbaru adalah Masjid Dian Al Mahri yang
letaknya di Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Meruyung, Kelurahan
Limo, Kecamatan Cinere, Depok. Masjid ini mulai di bangun pada tahun
1999, dan di resmikan pada bulan April tahun 2006. Masjid ini
merupakan milik pribadi dari Hajjah (Hj) Dian Djurian Maimun
Al-Rasyid,seorang pengusaha dari Serang, Banten dan pemilik Islamic
Center Yayasan Dian Al-Mahri.
Masjid
ini luas bangunannya mencapai 8.000 meter persegi dan berdiri di
atas lahan seluas 70 hektare. Secara umum, arsitektur masjid mengikuti
tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah,
minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau
hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk
memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah
gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai
ornamen.
Halaman
dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah.
Enam menara (minaret) berbentuk segi enam, yang melambangkan rukun
iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu
granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar.
Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat.
Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan
masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun
Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang
materialnya diimpor dari Italia.
Pada
bagian interiornya, ada pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi
guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi
warna monokrom dengan unsur utama warna krem. Materialnya terbuat
dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah
ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas
seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia.
Di
sekitar masjid dibuat taman dengan penataan yang apik dan detail.
Selain taman, juga dibangun rumah tinggal sang pendiri masjid dan
gedung serbaguna yang menjadi tempat istirahat para pengunjung
.Sedangkan untuk parkir, disiapkan lahan seluas 7.000 meter persegi
yang mampu menampung kendaraan 300 bus atau 1.400 kendaraan kecil.
Untuk
mencapai lokasi ini cukup mudah, dapat digunakan angkutan umum dari
terminal depok ( nomor 03) yang menuju parung bingung. Dari sini
bisa menggunakan ojek menuju jalan Meruyung.